Singkong sudah sejak lama dikenal sebagai salah satu bahan makanan pokok di Indonesia, selain juga beras. Karena kemudahan dalam menanamnya, serta juga pengolahannya menjadi hidangan makanan yang lezat.
Salah satu olahan singkong yang selalu mendapatkan tempat di hati masyarakat adalah keripik. Bukan hanya diolah pedas seperti Maicih, di Malang keripik singkong justru punya rasa gurih khas dan manis, seperti yang disajikan oleh keripik singkong Lumba-Lumba ini.
Berasal dari Kecamatan Turen Kabupaten Malang, melalui tangan dingin sang pemilik Sucipto, kini keripik Lumba – Lumba sudah mampu berproduksi hingga 30 ton setiap harinya. Wah luarbiasa bukan?
Tekstur super renyah dalam potongan tipis singkong, yang dibalut dalam dua pilihan rasa gurih dan manis inilah yang membuat keripik Lumba –Lumba sangat digemari masyarakat. Baik yang gurih, maupun manis, terdapat aroma bawang halus, yang membuat rasa keripik ini semakin menari di lidah, dan membuat kita sulit berhenti untuk terus menikmatinya.
Menariknya, Pak Cip sapaan akrab Sucipto, sejatinya bukan berlatar belakang pengusaha kuliner. Sebelum sukses mendirikan Keripik Lumba-Lumba, Pak Cip bekerja di bidang konstruksi sebagai asisten alias kuli.
Pelan tapi pasti menabung dari pekerjaanya, akhirnya Pak Cip dan istri mulai membuat usaha keripik, hanya dari dapur rumahnya sendiri, dalam kurun waktu hampir 10 tahunan, kini Pak Cip sudah mampu membuat pabrik, dengan omzet tidak kurang dari Rp 20 juta per harinya.
Uniknya, Pak Cip percaya bahwa pesatnya perkembangan usaha keripiknya, tidak lepas dari bagaimana dia bersedekah. Hal yang selalu dia lakukan dengan total sejak masih bekerja di bangunan dahulu. Ia dan keluarga tidak pernah setengah-setengah ketika bersedekah.
Hal ini yang dia yakini. Karena bersedekah akan membawa kebaikan bagi semua. Termasuk berkah di setiap keping Keripik Lumba-Lumba seperti yang kita nikmati sekarang ini.