Tahu Telor Lonceng Sejak Kolonial terus Digemari Hingga Milenial

Malang memang layak disebut sebagai Kota  Kuliner. Karena selain kuliner modern, kota dingin ini juga kaya dengan berbagai kuliner legendaris. Salah satunya adalah tahu telur Lonceng yang sudah ada sejak era penjajahan Belanda, dan bertahan hingga saat ini.

Berlokasi di Jalan Laks. Martadinata, Sukoharjo, Klojen, Kota Malang, dilansir dari vivanews.com, usaha ini sekarang dijalankan oleh generasi ketiga, yaitu Buang Abdurahim. Diakui Buang, dia memang berkeinginan menjaga warisan leluhur melalui kuliner tahu teluar ini, yang disebutnya dirintis oleh sang kakek.

Buang tidak terlalu ingat, persisnya tahun berapa tahu telur ini didirikan oleh kakeknya. Hanya saja menurutnya usaha tersebut sudah dirintis keluarganya sejak Indonesia belum lepas dari penjajahan Belanda. Selanjutnya usaha tahu telur diteruskan oleh ayah Buang pada tahun 1950, sebelum akhirnya tongkat estafet beralih ke Buang mulai 1963 hingga sekarang.

“Sejak saya pegang itu berarti generasi ketiga mulai tahun 1963. Saya ini cucu. Kalau mulai kakek berjualan lupa tidak tahu pasti tahunnya seingat sejak zaman penjajahan Belanda. Waktu itu masih ada bangunan lonceng besar seperti monumen, ada tangganya dulu kakek sama bapak saya kalau jualan mikul,” ujar Buang.

Nama Lonceng sendiri memang berkaitan dengan lokasi awal berjualan tahu telur. Yaitu berada di bawah loncen di Jl. Laks Martadinata, Kotalama, Malang. Tepatnya berada di pertigaan menuju Pasar Besar Malang. Masyarakat sekitar memang menjuluki wilayah tersebut sebagai Kampung Lonceng.

“Pindah di Jalan Laksamana Martadhinata di Ruko ini barusan tahun 1990-an, dulu jualannya hanya tahu lontong. Tapi sejak tahun 1990-an ditambahi jualan tahu telur bisa pakai lontong bisa pakai nasi,” ujar Buang.

Salah satu ciri khas dari tahu telur/ lontong Lonceng, ada pada bagaimana kecepatan pelayanannya. Meskipun pesanan sedang banyak, namun kalian tidak perlu khawatir harus menunggu terlalu lama.

Rupanya, rahasia kecepatannya ada pada bagaimana cara penyajian. Yaitu cukup unik, petis dan bumbu ditaruh di atas piring, kemudian diracik dengan ditambah taburan koya kelapa.

Kemudian, tahu telur atau tahu goreng dipotong – poton dan ditaruh di atas bumbu. Jika pelanggan menginginkan lontong, maka akan ditambahkan irisan lontong di atasnya, atau juga bisa diganti dengan nasi. Terakhir ditambahkan kecambah godok, serta kerupuk, sebelum akhirnya disajikan kepada pelanggan setia.

“Bahan tahu telur, lontong, kecambah, bumbu, kacang, acar, koya kelapa, petis, kecap. Untuk kecap, bumbu dan koya kita buat sendiri. Kita semua bahan masih alami, pakai gula merah, kecapnya juga buat sendiri dari gula merah,” ujar Buang.

“Yang tidak sama dengan penjual tahu telur lainnya resep dari kakek itu ada koya dari kelapa. Kelapa diparut digoreng sampai kering sampai halus itu buat sendiri, alhamdulilah itu yang dicari orang-orang,” ujar Buang.

Tahu telur lonceng buka setiap hari mulai pukul 11.00 WIB sampai 22.00 WIB. Harga tahu telur lonceng cukup ramah, hanya Rp10 ribu bisa dengan nasi atau lontong. Sedangkan tahu lontong hanya Rp8 ribu.

Jadi bagi kalian yang gemar makan kuliner berbumbu kacang, tidak lengkap rasanya jika ke Malang tidak mencoba lezatnya tahu telur Lonceng ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Add to cart